Suatu hari mang ejen mendengar suara ribut – ribut dari jalan, pas dilihat ternyata ada suami istri sedang berantem mulut dengan hebatnya, ini terjadi karena sang kodok…aeh sang suami “ mata keranjang “ ( kok bisa…? ).
Kata “ mata keranjang ” ternyata memiliki cerita tersendiri yang unik sekaligus terjadinya perubahaan makna disitu, kalau belum yakin mari kita butikan…
BAGAIMANA awal mula istilah mata keranjang?
Menurut budayawan Remi Sylado, istilah ini mulanya terkait dengan persoalan ada kekeliruan melakukan transkripsi dan transliterasi tulisan Arab-gundul ( sebagai tulisan awal Melayu) ke dalam aksara Latin.
Dalam tulisan Arab-gundul, mata keranjang dibentuk dengan huruf-huruf mim digandeng dengan alif dan ta, lalu kaf digandeng ra menyusul nun, jim, dan ngain. Jadi, karena kaf dan ra disatukan, maka pelatinannya menjadi keranjang.
Saat itu, penulisan kata depan ke di gabungkan dengan kata yang mengikutinya. Mestinya, dengan Ejaan Yang Disempurnakan, mata keranjang ditulis mata ke ranjang, yang maksudnya adalah lelaki atau perempuan yang tergiur melihat lawan seksnya dengan mata, lantas pikirannya tertuju ke ranjang.
Jadi, bukannya mata keranjang, melainkan [dari] mata ke ranjang.
Menurut analisa mang ejen yang awam, bila melihat dari tulisan tersebut diatas secara tidak langsung ada dua pemaknaan yang berbeda dari kata Mata keranjang.
Makna mata keranjang pertama : sebagai suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang terhadap lawan jenis dengan mata sebagai sarananya, yang kemudian secara langsung atau tidak menimbulkan suatu reaksi secara nafsu tergiur dan fikiran negative yang bersifat pada hal tabu.
Makna mata keranjang kedua : sebagai suatu sifat dari seseorang yang mempergunakan panca indera nya yakni matanya untuk melihat lawan jenis yang menyebabkan efek tergiur.
Tetapi apapun arti dari kata mata keranjang tetap saja berkonotasi pada hal yang negative.
Dikumpulkan dari berbagai sumber.
1 komentar:
=))
Post a Comment