10/09/2009

Marketing sang master janji

. 10/09/2009

Dengan tidak mengurangi rasa hormat terhadap anda yang kebetulan berprofesi marketing, disini mang ejen bukan bermaksud membeberkan aib atau keburukan dari jabatan marketing namun mang ejen hanya ingin mambahas soal sebuah janji seorang marketing dilihat dari sisi lain.

Tak jarang kita mendengar kata – kata seperti : “ Baik pak! Saya akan kirim besok…” atau “ iya pak…saya janji tanggal …( sekian )….pesanan sudah dapat bapak terima”. Kemudian pembicaraan pun selesai sampai disitu.

Mari kita lihat apa yang terjadi selanjutnya….

Janji dalam pandangan agama mana pun adalah merupakan suatu bentuk kesanggupan dari seseorang terhadap orang lain baik perseorangan atau pun berkelompok yang harus dipenuhi sesuai dengan apa yang dimaskudkan oleh si pembuat janji. Terlebih dalam agama Islam yang memandang sebuah janji itu merupakan suatu hutang yang harus dibayar. Kalau begitu adanya dapat dibayangkan berapa kali dalam sehari seorang marketing berjanji, yang notabene belum dapat dipastikan kebenaran akan janji tersebut. Dan itu dinamakan sudah berbohong.

Ada yang berkilah bohong sedikit tidak apa – apa, sayangnya bohong itu sendiri tidak mempunyai takaran khusus kecuali bohong untuk hal yang telah diatur dan diperbolehkan oleh agama karena masalah yang sangat genting. Besar dan kecil suatu kebohongan tetap dipandang sebagai suatu dosa, dalam agama islam khususnya.

Lalu kalau tidak bohong, ada kemungkinan pemesan akan hengkang karena kita tidak mampu memenuhi selera pasar. Jangan salah Rosulluloh SAW. adalah juga seorang pedagang dan dapat dikatakan sebagai guru marketing yang paling handal. Padahal dia sama sekali tidak memakai kata bohong, namun tetap perdagangan beliau sangat sukses. Malah yang terjadi adalah sebaliknya beliau memakai kata kunci “jujur”.

Ini adalah sebuah misteri dalam perdagangan dimana kejujuran dapat membawa keberkahan dan keberuntungan. Banyak penjual yang mulai ditinggalkan oleh pelanggannya karena rajin berjanji tapi tidak pernah ditepati. Sementara dipojok sana tukang jual buah mangga sedang sibuk melayani pembeli yang rela antri hanya untuk sekedar membeli mangga satu saja. Buah mangga yang dijual tidak berbeda dengan yang lain hanya saja dia selalu jujur, yang manis dibilang manis yang asem disebutkan asem.

Pada dasarnya manusia sendiri memiliki sifat yang tidak mau dibohongi, dia akan cenderung mencari orang lain untuk mendapatkan benda yang diinginkannya tetapi dengan penuh kejujuran, nah sifat inilah yang dikembangkan oleh Rosulluloh dalam pernigaannya dan ternyata sukses besar!.

Lalu harus bagaimana ? apa yang harus dilakukan ? tidak semata – mata Rosulluloh mengajarkan kalau tidak dapat diikuti oleh kita semua. Ada beberapa kiat untuk menghindari janji yang akan berujung kesulitan bagi semua, diantaranya :

1.Usahakan untuk selalu berjanji diawali dengan kata “ mudah – mudahan saya bisa…..” atau “ saya berusaha sedapat mungkin dan mudah – mudahan pesanan anda….”

2.Secepatnya informasikan kepada si pembeli apabila terjadi sesuatu terhadap barang pesanannya sehingga tertunda pengirimannya.

3.Mintalah dengan sopan agar pembeli dapat memberikan tempo kembali terhadap anda.

4.Ingatlah dan perhatikan apa yang sudah anda katakan kepada si pembeli.

5.Mohon maaf lah secara tulus kepada si pembeli andai kata kejadian itu. Yakinkan bahwa itu terjadi karena ada sesuatu hal yang diluar dugaan anda.

6.Perhatikan agar barang tersebut tidak lagi mengalami keterlambatan.

Bila itu semua sudah dilakukan pasti ada sedikit pencerahan dalam diri kita, kalau ternyata gagal, bertawakal lah secepatnya supaya anda tabah kena marah pembeli dan disemprot pimpinan anda. Sabar yah……




0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

 

Followers

{Mang-Ejen} is proudly powered by Blogger.com | Template by Agus Ramadhani | o-om.com